Tante Jenny Yang Membuatku Ketagihan - ZonaMerah18

Breaking

Agen Poker Aman

Click Here

Kamis, 04 Juni 2020

Tante Jenny Yang Membuatku Ketagihan


Sebut saja aku Hadi, seorang wiraswasta yang sedang merintis usahanya perlahan di bidang desain kontruksi furniture. Dan suatu hari aku iseng memebuka emailku, ada beberapa email yang kuterima tentang diskusi sesama pelaku wiraswasta yag seprofesi sama denganku, dan ada juga dari calon pelanggan yang memintaku mengajukan proposal, serta dari teman-temanku. Ketika sedang asik membaca email tiba- tiba saja ponselku berdering.

"Lagi apa sayang ? Aku kangen banget sama kamu " suara Dewi pacarku.

" Baru aja nyelesaian kerjaanku, kamu di kampus ya ?" tanyaku membalas.

"Iya lagi nunggu kelas nih sayang, nanti malam jadi kan sayang ?" tanya Dewi padaku.

"Jadi dong sayang, aku juga udah kangen sama kamu" jawabku mesra.

"Ya udah deh aku masuk dulu ya dosennya udah dateng tuh, sampai ketemu nanti malam ya sayang" kata Dewi dengan manjanya.

Akupun melanjutkan melihat dan membalas email. Setelah semua selesai, aku langsung melanjutkan pekerjaanku. Namun lagi-lagi ponselku berdering kembali, saat kulihat layar ponselku ternyata tante Vivi yang menelponku.

"Halo Hadi sayang, gimana kabarnya?" sapa tante Vivi.

"Baik tante" jawabku singkat.

"Kamu kemana aja sih, beberapa hari ini gak main ke tempat tante ? lagi sibuk ya ?" tanya tante Vivi.

"Iya nih tan, lagi sibuk banget belakangan ini" jawabku lagi.

"Mentang-mentang lagi banyak kerjaan jadi lupa ya sama tante" tante Vivi membalas.

"Gak kok tante..kan..." belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Vivi sudah memotong pembicaraan.

"Oiya, tante punya teman dia katanya punya proyek buat kamu, coba deh kamu hubungi dia hari ini ya nanti aku kirim no hpnya" kata tante Vivi.

"Siap tante" jawabku.

"Tapi kamu besok main ke tempat tante ya, tante sudah kangen sama kamu" Goda tante Vivi.

"Siap tan, besok pasti aku kesana, aku juga kangen sama tante yang seksi ini" jawabku bercanda.

" Dasar Hadi nakal, awas ya besok" jawabnya sambil tertawa.

Tak lama tante Vivi mengirim nama, alamat, dan no telpon temannya tersebut. Aku memang sudah ketagihan berhubungan sex sama tante Vivi. Kami bertemu pertama kalinya ketika membeli mobilnya dulu. Kami sering ketemu dan saling menggoda, hingga kami saling memuaskan hasrat birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, pastinya tak akan menolak diajak selingkuh sama tante cantik dan seksi itu.

Sambil membaca data teman tante Vivi tersebut, aku berpikir apakah masih ada waktu untuk menerima proyek lagi. Karena aku masih ada tiga proyek yang belum aku selesaikan. Tapi setelah kupikir-pikir aku akan terima saja proyek tersebut.

Singkat cerita, sore harinya setelah pulang dari kantor dari salah satu proyekku aku langsung menuju alamat yang diberikan oleh tante Vivi. Sesampainya di depan rumah galeri itu aku meminta ijin pada security yang menjaga rumah tersebut, aku mengatakan maksud kedatanganku dan security itu pun membukakan pintu gerbangnya. Akupun langsung memasukan mobilku ke dalam pekarangan rumah yang luas itu.

"Selamat sore, saya mau bertemu dengan ibu Jenny" kataku kepada resepsionis di pintu masuk.

"Oh iya mas, silakan ditunggu dulu ya, dengan mas siapa dan darimana?" tanya resepsionis tersebut.

"Saya Hadi dan saya sudah punya janji untuk bertemu dengan ibu Jenny" jawabku.

"Tunggu sebentar ya mas" resepsionis itu lalu menelpon dan berkata padaku

"Mari mas, saya antar ke ruangan beliau" katanya.

Kamipun menuju ruang kantor ibu Jenny melewati ruang galeri yang banyak terdapat lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.

"Permisi bu, ini ada mas hadi mau bertemu dengan ibu" kata resepsionis setelah sampai di ruangan ibu Jennny.

Kalau kuperhatikan ternyata ibu Jenny ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Kala itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan toketnya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.

"Hai Hadi. perkenalkan saya Jenny" sambut bu Jenny padaku.

"Silakan duduk mas Hadi" sambungnya mempersilakanku duduk di sofa.

Bu jenny pun lantas duduk di seberangku. Kami berbicang basa-basi sebentar. Ternyata bu Jenny adalah teman gym tante Vivi. Tante Vivi juga sudah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku. Obrolan kami kemudian lebih serius mengenai bisnis. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, bu Jenny pun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan toketnya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas toketnya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.

Setelah itu, bu Jenny tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.

"Maaf sebelumnya bu, saya bisa minta sedikit kelonggaran waktu, soalnya masih ada beberapa proyek yang harus saya selesaikan" pintaku kepada bu Jenny.

"Ohh gituu, tapi kira-kira berapa lama punya saya dapat diselesaikan?" tanya bu Jenny.

"Kira-kira satu bulan gimana bu ?" tanyaku balik.

"Yaudah gakpapa deh" jawab bu Jenny.

"Oh iya, kamu mau minum apa ?" tanya bu Jenny kembali.

"Apa aja deh bu" jawabku.

Kemudian bu Jenny menelpon pembantunya untuk membawakan dua orange juice.

"Kamu masih kuliah ?" tanya bu Jenny.

"Masih bu, sudah tahap akhir" jawabku.

"Ooh, kamu jangan panggil ibu dong, saya masih muda lohh, panggil tante aja" pinta bu Jenny.

"Iya maaf tante" sahutku.

Akupun tersenyum dalam hati. Persis pengalamanku saat pertama kali ngobrol dengan tante Vivi dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Tak lama kemudian pembantu tante Jenny kemudian masuk membawakan minuman yang tadi dipesan.

"Silakan diminum ya Hadi" kata tante Jenny. Dan pembantunya pun segera beranjak pergi.

Tante Jenny lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Jenny duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.

"Hayyoo, lagi lihat apa?" tanyanya sambil tertawa.

"Ohh gak kok tante" Jawabku dengan gugup.

"Kamu lagi mikir jorok ya?" kata tante Jnny menggodaku.

"Gak kok tante, aku cuma kagum aja, lagian tante cantik banget sih" jawabku.

"Ihh kamu genit juga ya Hadi" balas tante Jenny.

Kemudian tante Vivi meraih tanganku dan meletakkannya di atas pahanya. "Kamu pengen ini kan" katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mulai mencium bibirku. Aku yang dari tadi sudah menahan birahiku, kubalas ciumannya dengan penuh nafsu. Tanganku pun lantas mengelus-elus paha mulusnya, sementara tanganku yang satunya mengusap-usap rambutnya.

Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga toketnya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BHnya dan toket yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Tanpa basabasi langsung kuterkam toket yang kenyal itu dan kuhisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.

Kujilati putingnya yang semakin mengeras itu sambil tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya. Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya.

"Kenapa berhenti ?" tanya tante Jenny.

"Takut ketahuan tante" kataku padanya.

"Ketahuan sama siapa ? Disini cuma ada pembantu sama security aja, lagian mereka gak bakal tahu kok" ujar tante Jenny.

"Emang suami tante kemana ?" tanyaku.

"Ohh kalo itu suami tante lagi di luar negeri, udah deh sekarang Hadi puasin tante aja ya" katanya sambil menuntun kepalaku ke arah toketnya.

Kuhisap dan kukulum puting payudara tante Jenny secara bergantian. Tante Jenny kembali mengerang dan badannya pun menggeliat menahan nikmat. Setelah puas menikmati toket montok tante Jenny, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak memeknya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi memek tante Jenny, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.

"Oohhh aahhhh nikmat bangeettt" suara tante Jenny medesah keenakan.

Tangannya sendiri tampak sedang meremas-remas toketnya sendiri. Kubuka lebih lebar paha tante Jenny, kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang toketnya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Jenny dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang menggeliat nikmat.

Saat sedang enak-enaknya, tiba-tiba HP tante Jenny berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi HPnya terus berbunyi.

"Ahh shitt, sebentar ya" ujar tante Jenny.

Tante jenny pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.

"Aku baik-baik saja sayang, aku lagi sibuk mempersiapkan untuk pameran minggu depan" jawabmya sambil kembali duduk di sofa.

Sambil menelpon, tangan tante Jenny meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya. Akupun mengerti apa maunya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir memeknya. Kemudian kutelusuri memeknya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.

"Udah dulu ya sayang, aku masih banyak kerjaan nih. Love you" ujar tante Jenny dan kulihat dia mengigit bibirnya sendiri untuk menahan suara desahannya.

"Iya aku gakpapa, aku bisa jaga diri kok... dah yah sayang" tante Jennypun menutup teleponnya, dan langsung mendesah keras.

"Oohhhh terusss...aku mau keluarr" jerit tante Jennny.

Tubuhnya menggeliat hebat dan cairan memeknya mengucur deras. Kuhisap dan kuciumi memek indah tante Jenny yang cantik ini, sampai tubuhnya pun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Jenny. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.

"Minum dulu tante" ujarku menawarkan.

"Makasih ya, tante belum pernah orgasme kayak tadi, kamu bener-bener jago yah" katanya memujiku.

"Sekarang giliran kamu ya" Sambung tante Jenny.

Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Jenny yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, hanya tinggal bercelana dalam di depannya. Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan kontolku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.

Gila besar banget, aku suka ini katanya sambil mengelus-elus batang kontolku dengan jemari tangannya yang lentik. Sambil mengocok perlahan kontolku, wajah tante Jenny mendekat dan lidahnya mulai menjilati batang kontolku. Aku pun mulai mendesah lembut.

Sambil menjilati kepala kontolku, tante Jenny meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya kontolku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante Jenny menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi kontolku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.

Tampak tante Jenny begitu menikmati kontol besarku. Dihisap, dijilati dan diremasnya kontolku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum kontolku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor galeri itu.

"Ayo masukkin yah sekarang, memek tante udah gak tahan lagi nih" kata tante Jenny.

Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas toketnya. Kemudian tante Jenny memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan kontolku ke lubang memeknya.

Ketika kepala kontolku mulai masuk menyesaki lubang memeknya yang sempit, tante Jenny mulai mengerang. Kudorong tubuhku sehingga kontolku masuk lebih dalam, dan mulai kupompa memek tante muda ini.

"Ahhh yessss terusss, sodok yang kencengg" ernag tante Jenny.

Terlihat toketnya bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan memeknya yang sempit begitu teras nikmat di sepanjang kontolku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas toketnya yang menggantung menggemaskan.

Setelah beberapa menit kami ngentot dengan gaya doggystyle, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Jenny segera menaiki tubuhku dan kami kembali ngentot dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati toketnya yang montok itu. Tante Ika menaik turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.

"Arrgghhh aku mau keluarr lagi nihh" sahut tante Jenny.

Aku lalu kembali menghisapi putingnya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sementara tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat kontolku dalam lubang memeknya.

"Ahhh yeesssss..... " jeritnya ketika mencapai orgasme yang kedua.

Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke toketnya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam lubang memeknya.

Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam memek tante Jenny. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik galeri ini. Tubuhnya pun rubuh lemas di samping tubuhku.

"Gilaa tante puas bangett, belum pernah tante sepuas ini sama suami tante. Makasih ya Hadi"

"Sama-sama tante, aku juga pusa sama tante" jawabku.

Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat email sesegera mungkin.

"Jangan lewat email yah, kamu bawa aja kesini nanti. Mumpung suamiku belum pulang. Aku tunggu yah" sahut tante Jenny menggodaku.

Dan akupun pulang dengan perasaan senang karena bisa kembali mencicipi tubuh sexy tante Jenny.


AgenPokerTerpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar