Perselingkuhanku Dengan Mertua Kesepian - ZonaMerah18

Breaking

Agen Poker Aman

Click Here

Rabu, 02 September 2020

Perselingkuhanku Dengan Mertua Kesepian

Aku adalah seorang wiraswasta yang mempunyai usah di bodang pengisian bahan bakar kendaraan, usiaku 30 tahun dan aku sudah menikah dengan wanita yang bernama Mila. Usia pernikahan kami sudah berjalan selama dua tahun. Mila berusia 24 tahun dan berprofesi sebagai seorang model dan beberapa kali pernah membintangi beberapa sinetron.

Mila seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Mila, mertuaku, sebut saja Mama Ami, orangnya pun cantik walau usianya sudah 38 tahun. Mama Ami merupakan istri kedua dari seorang pejabat negara ini, karena istri kedua jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Ami menyibukkan dirinya dengan berjualan online.

Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sendiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian makanya aku tinggal di rumah ibunya. Aku yang sibuk dengan bisnisku, sementara Mama Ami juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu.

Tiga bulan lalu ketika istriku pergi ke Surabaya kuantar Mila ke bandara. Setelah mengantar istriku, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 22.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

"Eh, Mama.. belum tidur.."
"Belum, Mama takut tidur kalau di rumah belum ada orang.."
"Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat.."
"Mila.. pulangnya kapan?"
"Ya.. kira-kira minggu depan Ma.., Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu.."
"Ok.. deh, selamat tidur.."

Lalu aku masuk ke kamarku, dan tidur. Keesokannya, pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Ami sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng teri, makanan favoritku.

"Selamat Pagi, udah bangun kamu.."
"Iyaa..pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya."
"Kamu hari ini ada rencana mau kemana gak?"
"Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil.."
"Bisa antar Mama?... mau kirim pesanan online Mama."
"Ok.. Ma.."

Hari itu aku menemani Mama pergi untuk mengirim pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 19.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Mila makin sibuk dengan kesibukannya dan dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Ami.

Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

"Kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama ya.. habis pegal banget nih.."
"Dimana Ma?"
"Sini.. Leher dan punggung Mama.."

Aku lalu berdiri sementara Mama Ami duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Ami tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang harum menusuk hidungku.

"Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat.."
"Iya.. di situ juga pegal.."

Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Ami juga sudah mulai terangsang.

"Kamu tahu gak,? Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu.."

Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Ami yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku. Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Ami lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang telanjang.

"Koq bengong sih, kan Mama sudah bilang, Mama kesepian.."
"iya.. iya.. iya Mah,"

Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Ami menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang penisku yang masih ada di balik celana pendekku. Diusap-usapnya hingga mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala penisku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Ami kelojotan, sementara penisku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada penisku. Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Ami melepaskan tangannya dari penisku yang sudah keras.

Mama Ami lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Ami yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh yang mulus, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

"Ayo.. puasin Mama.."
"Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Mila.."
"Ah.. masa sih.."
"Iya, Ma.. kalau tau dari dua tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi.."
"Ah.. kamu bisa aja.."
"Iya.. Ma.. bener deh.."
"Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting kamu bisa menikmati Mama sekarang.."
"Iya.. Ma..."

Mama Ami lalu duduk kembali, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena penisku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

"Penismu besar sekali, pasti Mila puas yah."
"Ah.. nggak. Mila.. biasa aja Ma.."
"Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yah.."
"Ok.. Mah.."

Mulut mungil Mama Ami sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelerku, Mama Ami mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Ami menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Ami yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

Setelah itu Mama Ami duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Memek Mama Ami terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan dari memeknya Mama Ami menusuk hidungku.

"Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yah."
"Ah, masa sih,? wangi mana dibanding punya Mila dari punya Mama."
"Jelas lebih wangi punya mama dong.."
"Aaakkhh.."

Kujilat lembut liang vagina Mama Ami , vagina Mama Ami rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

"Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar.."
"Iyaah.., terus.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang.."

Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Ami menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

“Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus.."

Klitoris Mama Ami yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Ami sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha Mama Ami.

"Ahg.. agh.... argh.. akh.. aku.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat .."

Mama Ami langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Ami, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Ami yang sudah kering dari cairan. Mama Ami melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Ami terasa sempit, aku pun keheranan.

"Ma.. vagina Mama kok sempit yah.. kayak memeknya anak gadis."
"Kenapa memangnya,? nggak enak yah.."
"Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Mila sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yah?"
"Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, memeknya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang masukin ke memek nya mama.."
"Iya Ma, saya senang bisa bercumbu di memeknya Mama yang sedaap ini.."
"Akhh.. batangmu besar sekali.."

Vagina Mama Ami sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku, setelah 6 kali kuberikan tekanan. Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Ami yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Ami hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

".. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh.."

Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan kontolku ke memeknya Mama Ami terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Ami yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Ami belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Ami berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

"Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nih .. kamu belum yah..?"

Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Ami, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Ami berkali-kali sementara Mama Ami yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Ami meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Ami hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

"Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali.."

Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, kutiban tubuh Mama Ami yang sudah lemas lebih dulu. Aku dan Mama terbangun sekitar jam 00.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Ami, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Ami memelukku dan mencium pipiku.

"Mama benar-benar puas deh, Mama pingin kapan-kapan coba lagi kontolmu yang gede itu, boleh kan.?"
"Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba memek Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Mila nggak pulang."
"Iya, kamu mau ngeloni Mama kalau Mila pergi?"
"Iya Ma, memeknya Mama nikmat sih."
"Air manimu hangat sekali, berasa deh waktu masuk di dalam vagina Mama."
"Kita Main lagi Ma..?"
"Iya boleh.."

Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.


AgenPokerTerpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar