Kisahku Saat Merantau - ZonaMerah18

Breaking

Agen Poker Aman

Click Here

Sabtu, 23 Mei 2020

Kisahku Saat Merantau


Sebut saja aku Adi, seorang pria yang baru lulus kuliah di salah satu universitas di Bandung. Dan dimulailah ceritaku ini ketika aku mendapatkan pekerjaan di Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah dipikir aku memutuskan untuk menerima pekerjaan tersebut, karena aku juga mencari tantangan dengan bekerja diluar kota seorang diri.

Aku diterima bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan di bidang pengantaran barang. Dan pemilik tempatku bekerja adalah haji Idrus, atau sering dipanggil Abah. Dia menjadi motivasiku dalam bekerja, karena dia membangun perusahaan ini dari nol. Dialah yang mengajariku tentang penting bekerja keras dan pantang menyerah.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mencari tempat kost untuk aku tinggali nanti. Dan kostku juga tidak terlalu besar, hanya ada 8 kamar ukuran 4x3 dan 3 kamar mandi diluar bersebelahan dengan rumah ibu kost. Ibu kostku mempunyai seroang anak laki laki yang sudah menikah bernama Deni. Dia bekerja di salah satu perusahaan kontraktor yang berkantor di Surabaya. Tak jarang Deni meninggalkan istri dan anaknya untuk masalah pekerjaan, dan yang menarik perhatianku adalah mbak Yanti, istri mas Deni. Mbak Yanti selalu menyapaku dan anak-anak kost yang lain ketika bertemu di pagi hari.

"Berangkat kerja mas?" katanya dengan senyum dari bibir tipisnya yang merekah. Mbak Yanti selalu menggunakan hijab saat berpergian kemana-mana, namun beruntung aku bisa melihatnya tanpa hijab dengan pakaian rumah yang sederhana. Dan kadang ketika dia memakai daster atau kaos, kadang-kadang aku bisa melihat putingnya menyembul dari balik pakaian yang ia gunakan, dan mungkin ukurannya 34B. Entah sengaja tidak pakai bra atau aku yang terlalu imajinatif, dan kadang saat mandi aku membayangkan Mbak Yanti sembari mengocok kontolku.

Sabtu itu aku pulang siang karena kantor memang buak hanya setengah hari, dan tadi abah memanggilku dan menyuruh untuk menggantikan rekan kerja yang tidak masuk karena sakit. Aku diperintahkan untuk mengurus surat jalan dan truk di pelabuhan. Dan aku begadang 24 jam karena harus stand-by. Sebelum berangkat aku pergi ke warung untuk membeli kopi dan rokok, dan tidak sengaja aku melihat Mas Deni sedang duduk di bangku belakang rumah dan aku pun menyapanya " mas, ga ke kantor hari ini?" tanyaku. Mas Deni membalas " Har ini gak ngantor aku mas, sini Mas ngopi." "Waah boleh ya Mas? makasih" balasku " sebentar aku beli rokok Mas". Mas Deni bercerita tentang pengalamannya sewaktu bekerja, dia tipe orang yang rame dan suka bercanda. badannya gemuk dan wajahnya ceria. dia bercerita tentang hal-hal di Surabaya. dan dia bertanya apa aku sering ke surabaya. aku mengiyakannya, karena kadang aku disuruh untuk membeli spare part atau menghantarkan tagihan Abah.

"wah ngerti donk Mas, daerah Embong Malang" tanya Mas Deni
"wah ga tau Mas, saya cuman ke Raden Saleh aja Mas"
"wah Mas, rugi. hahahaha"
"kenapa Mas?"
"disana ada spa Mas, cantik-cantik badannya bagus-bagus teranya?"
"Tera?"
"Thera Mas Therapis"
"oooh" gumamku, ini yang selalu dibicarakan teman-teman kantorku. Kalo ga salah namanya Cosco. Mas Deni mulai bercerita tanpa jeda, pergerakannya di dunia lendir, dia menyebut beberapa nama thera langganannya. Vika, Rani, Dina, kata Mas Deni. "Ada lagi yang baru-baru Mas" Katanya. Mereka selalu senang kalo saya datang, selalu bisa dipuaskan kata mereka, sombong Mas Deni sembari menerawang ke atas.
Aku berpikir kenapa Mas Nanang masih bermain dengan Therapis yah? padahal istrinya cantik putih bersih, belum lagi kulitnya mulus. memang tidak terlalu tinggi cuman hampir sama denganku, kira-kira 162 cm. belum lagi senyumnya dan rambutnya yang wangi sehabis mandi pagi. apalagi masih tergerai agak basah sehabis mandi, ada air yang mengalir ke lehernya yang jenjang. bajunya basah terkena air dari rambutnya yang tidak di keringkan sempurna, mengecap Susu kencang didalam kaos "Mas!", "ngelamun aja, bayangin therapis yah" Mas Deni menyenggol tanganku sampe rokokku terjatuh. "dia berpamitan, ya udah Mas saya mau pergi dulu, janjian sama temen di Cosco hahaha. ikut ngga?" aku menggeleng. Mas Deni beranjak dan masuk ke dalam rumah.

Saat sedang asik menikmati rokok sambil mendongak ke atas aku melihat Mbak Yanti, ia sedang duduk namun melihat kearah lain, memakai daster yang agak terangkat karena duduk, dua pahanya terbuka, mungkin karena didalam rumah jadi dia tidak risih. tapi pemandangan itu benar-benar membuat jantungku memompa darahku dengan cepat ke kontolku, yang pelan-pelan mulai mengeras. terlihat paha mulus mbak Yanti, dan belahan memek tanpa bulu yang hanya ditutupin segaris celana dalam model Thong warna putih.

Aku memiringkan badanku agar terlihat lebih jelas tapi ternyata tanganku menyenggol gelas kopi dan terjatuh. buru-buru aku membereskan pecahan kaca tersebut, tapi ternyata mbak Widya mendengarnya dan dia sudah berdiri di depanku lalu membantuku membersihkan. " saya mohon maaf mbak, nanti saya ganti" mbak Yanti menjawab "ga papa Mas" tapi kenapa pandangannya tidak ke mukaku, namun ke bawah. Sial. kontolku masih ngaceng gara-gara melihat mbak Yanti tadi. buru-buru aku memanggil lagi mbak Yanti untuk mengalihkan perhatiannya. "mbak" dia hanya menjawab "gapapa Mas" pendek. ketus. Aku tidak bisa menutupinya karena posisiku sedang berjongkok. "mati aku, pasti dilaporin ke bapak kost atau suaminya" pikirku dalam hati. dengan lemas aku naik ke kamar kostku dilantai dua mengambil handuk dan bersiap mandi. yaah. kenapa juga aku terusin tadi, malah ngaceng,malah kelihatan mbak Yanti.

Aku segera bersiap untuk berangkat. tapi setelah selesai dan bersiap untuk berganti tiba-tiba pintu kamarku di ketok aku masih memakai handuk membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang mengetok. "ehhh mbak Yanti maafff" segera aku tutup dan aku berganti kaos dan celana pendek.
aku membuka pintu dan segera meminta maaf atas kejadian tadi " mbak saya minta maaf sekali ya tadi saya tidak sengaja memecahkan gelas dan juga tidak berniatt..." aku segera memotong kata-kataku sendiri. karena aku berpikir mungkin mbak Yanti tidak tahu, kenapa aku malah membuka omongan. "gapapa Mas kalo gelasnya, cuman satu ini juga" jawabnya, dengan senyum tertahan. Wah marah ini pikirku. kemudian dia melanjutkan, " Mas Adi ada waktu sebentar? saya mau nanya"
"oh iya mbak, sebentar saya ganti celana tidak sopan"
"gapapa Mas bentar aja kok, disitu dikursi balkon aja yah"
"baik mbak" kok bentar pikirku kecewa. lama juga gapapa biar aku bisa menikmati wajah manisnya.

Balkon ini bersebelahan dengan kamarku dan ada TV tempat anak-anak kost menonton TV.
Mbak Yanti duduk dengan anggun, masih memakai daster tapi kali ini dia memakai cardigan warna krem untuk menutupi bagian atasnya.
"ada apa mbak" sembari mengambil rokok, dan menyulutnya. aku berusaha untuk tenang dan tidak curi-curi pandang ke tubuhnya.
Raut wajah mbak Yanti berubah, wajahnya memerah dan matanya berkaca-kaca seperti menahan tangis. duhh aku takut kalo dia berpikir aku merendahkannya dengan kejadian tadi. aku tahu dia wanita yang sangat baik ramah dan tidak pernah kemana-mana kecuali bersama mertuanya.
"Mas aku boleh tanya?"
deg. deg. jantungku berdebar mendengar suaranya yang lembut. bercampur antara simpati dan nafsu. karena aku tidak pernah duduk sedekat itu dengan mbak Yanti, tercium aroma keringat khas wanita yang membuat hasrat kelakianku muncul.
"iya mbak, mau tanya apa?"
"Mas Adi suka yah sama aku?" duarrrrrr bagai tersengat petir aku kaget setengah mati. aku berusaha mengatur nafasku, dan pikiranku untuk menjawab. "eh mbak sa...ya..eh gimana ya" " ngga mungkin mbak saya suka"
tiba tiba mbak Yanti menoleh dengan wajah yang sendu " kenapa Mas? saya bukan tipe Mas yah?"
"maaf ya mbak..eh kok mbak Yanti nanya seperti itu?" aku masih berusaha menata pikiranku agar menjawab dengan pas. "mbak cantik banget, ayu menurut saya" duhh kok malah bilang cantik sih. kacau pikiranku ini.
tapi mbak Yanti malah kalem dan tersipu sedikit, "lho tapi kenapa tadi Mas bilang ga mungkin suka?"
aku bingung juga menjawabnya kan dia istrinya Mas Deni. aku berusaha mencari-cari kata-kata yang pas untuk menjawab ini. karena sebenarnya aku memang suka sekali sampai-sampai aku membayangkan dia sewaktu mengocok kontolku sendiri. kadang sampai terbawa mimpi aku ngentotin dia. bandarceme

"Mas jawab. aku cuman mau tanya sekali" setelah itu aku ga bakal nanya lagi jadi please jawab jujur aja gapapa, mau apapun jawaban itu" pinta mbak Yanti sembari dia melihat dalam ke mataku.
"kok rokoknya didiemin aja Mas" dia melihat ke rokokku yang hanya aku pegang tanpa aku hisap.
"eh iya mbak" "saya suka rokoknya eh saya hisap"
aku taruh sebatang rokokku di asbak dan mulai menjawab " mbak" aku tidak berani memandang wajahnya yang manis karena takut kacau lagi pikiranku.
"iya mbak saya suka sama mbak Yanti mulai saya datang pertama kali di kost ini"
tidak disangka wajah mbak Yanti berubah, dia tersenyum seperti sewaktu pagi hari menyapaku, merekah seperti sewaktu sore hari menyapaku. dengan pelan dia berkata "saya juga Mas "
petir kedua menyambar. aku mengambil rokok baru dan menyulutnya. tapi kenapa kok korek ini ga bisa nyala-nyala. tiba tiba tangan mbak Yanti memegang tanganku dan mengambil korek dan menyalakannya untukku, "ini Mas" sembari menyulut korek untuk rokok di mulutku.
"berarti bener ya Mas, selama ini yang Yanti dengar di sewaktu Mas tidur, sewaktu Mas mandi" "maaf Mas aku sering mencuri dengar Mas ngigau sewaktu menyapu balkon, Mas nyebut-nyebut nama Yanti, kemudian juga pas Mas mandi kedengeran Mas nyebut-nyebut nama Yanti"
"ehhh iya mbak maaf sekali, saya tidak bermaksud..." tiba-tiba ia memotong " udah Mas gapapa, saya suka kok"
"Mas onani kan sambil nyebut nama saya" "saya suka kok Mas begitu" "saya denger sewaktu saya menyetrika di samping kamar mandi pada awalnya saya tidak percaya tapi Mas sering kan begitu?"
maluuuuuuuu. seketika muka saya merah menahan malu.
"ngga usah malu Mas, tau ngga sih saya juga masturbasi sendiri dengerin itu" "tapi sedih aja kita memuaskan hasrat kita tapi berbatas tembok"
Gilaaaa. aku diam dan tiba-tiba membayangkan kami berdua masturbasi bersamaan dengan saling menyandar di tembak saling bertolak belakang.
"tapi Mas Deni mbak?"
"jujur ya Mas, Mas Deni ngga pernah nyentuh aku sudah lama, aku juga tidak tahu kenapa, apa mungkin aku kurang buat Mas Deni. aku sering menggoda dia tapi dia acuh tak acuh" "sampai kadang aku tidur dengan pakaian sexy agar dia tergoda, tapi selalu ditinggal tidur atau ngerokok di bangku"
aku berpikir sendiri oh ini karena Mas Deni sering jajan kali yah. tapi kenapa yah. hmmm. aku ga mungkin ngomong ini ke mbak Yanti nanti bubar pernikahannya. aku tidak mau itu.
"maaf ya Mas aku jujur, aku juga butuh puas Mas" "pernah aku maksa tapi itunya Mas Deni ngga berdiri Mas, akhirnya setelah Mas Deni tidur aku masturbasi sendiri"
tidak terpikir bahwa aku akan sedekat itu dengan mbak Yanti dan dia bakalan cerita masalahnya yang rahasia.
"Mas kok diem aja"
"eh iya kan saya dengerin mbak Yanti" aku simpati dan seneng denger ceritanya mbak Yanti. kok bisa yah cewe secantik ini dianggurin.
"Mas tadi juga kelihatan itunya pas dibawah hehehe" sambil dia tersenyum lagi
waduhhhh pikirku
"gpp Mas Mas liat aku kan, Yanti sengaja kok menggoda Mas"
"Yanti pengen sama Mas"
"pengen apa mbak?"
tiba-tiba bibirnya mendekati pipiku dan mencium lembut, segera aku menolehkan wajahku dan mencium bibirnya yang selama ini hanya bisa aku lihat tersenyum padaku.
ternyata senyum itu benar memang buatku.

Aku mencium mengulum bibir atasnya dengan lembut dan dia membalas. tanganku mulai meraba kedalam cardigannya memeluknya semakin erat dan meraba punggungnya yang lembut. Mbak Yanti, menjauhkan wajahnya dan melepas cardigannya tanpa melepas pandangan matanya ke aku, ternyata dia mengenakan daster kain polos warna putih. tapi tanpa bra, terlihat putingnya mencuat keras dari dalam dasternya. segera tanganku berpindah ke susunya dan meremasnya pelan dari luar daster. tangan kanan mbak Yanti berpindah untuk meremas paha bagian dalamku. aku memainkan putingnya dari luar dasternya dan dia melenguh lirih. "mmmh" masih mangatupkan bibirnya. tangan kirinya membuka kancing dasternya dan membimbing tanganku untuk memegang susunya. aku merasakan kulit halus di jemariku dan susu bulat kenyal yang sangat menggoda. mbak Yanti mengerang lebih keras "mmmhh uhhhh" ketika tangan kananku memainkan putingnya dan tangan kiriku meremas pantatnya. bibirnya terbuka nafasnya tersengal-sengal karena birahi. dan dia membisikkan ke telingaku "Mas Yanti basah" keringat mulai terlihat di lehernya membuatnya semakin terlihat menggoda terkena sinar matahari sore.

"dikamar yuk, takut kedengeran" pintaku
Mbak Yanti menjawab dengan anggukan kecil dan mata sayu Yanti menggandengku masuk ke kamar kostku.Yanti merebahkan diri di ranjangku tangannya meremas pelan susunya sambil tidak memalingkan matanya ke aku. kontolku yang dari tadi sudah gerah berontak menginginkan memek, sudah menjulang di dalam celana. aku menaikkan dasternya sampai lepas lewat kepalanya dan menciumi putingnya yang sudah mengeras, menjilati ujung putingnya sembari tanganku mencari gundukan memek. dia melenguh ketika jariku memainkan itilnya yang mengeras.
"masss ugggh"

aku memainkan itilnya dan memasukkan jariku ke arah lubang memek Yanti. basah lengket hangat. dia sudah basah dan baru aku memainkan jadiku di bibir memeknya memutari lubang memeknya. tiba-tiba dia menarik tanganku dan mengarahkan jariku ke lubang memeknya.
"Mas keluarin aku mass, aku pengen" segera jari tengahku kumasukkan dan ku kocok memeknya sambil tetap kumainkan putingnya. terasa memeknya berkedut dijariku sewaktu aku menyentuk gundukan kecil didalamnya. kupercepat dan dia menggelinjang, nafasnya memburu dan tiba-tiba dia membusungkan badannya.
terpekik tertahan dia bilang "massss aku keluarrrr"
wajahnya memerah, badannya lunglai matanya terpejam dan bibirnya tersenyum menikmati orgasme pertamanya.

"jangan panggil mbak yah, Yanti aja" ujarnya, sambil menatap sayu.
Dengan lemas tangannya menggapai kontol yang masih terbungkus celana.
"Mas juga keluarin yah pejunya" "ngga perlu bayangin lagi Mas, Yanti disini buat Mas seutuhnya" katanya. dia duduk disamping tempat tidur. menurunkan celanaku pelan. kontolku sudah mengeras sejak tadi. merindukan memek wanita. dia memegang lembut kontolku yang sudah mengeras. mengocoknya perlahan sambil menempelkan bibirnya di kepala kontolku. menjilati lubang kencingku dengan lembut sembari tangan kirinya meremas pelerku. "oohh" rasanya nikmat sampai ke lututku, lama sekali aku tidak merasakan di kulum. Yanti telaten sekali mengulum kepala kontolku dan menjilati seluruh batang kontolku. aku merasakan kenikmatan yang sangat ketika lidahnya bermain di ujung kepala kontolku. sesekali dia meludahi kepala kontolku dan mengocokknya dengan tangannya yang lembut. duhhh mau keluar ini. aku sudah hampir tidak tahan. dan aku bilang "Mas udah mau keluar"

mbak Yanti memelankan kocokannya dan segera berbaring di ranjang seraya membuka lebar kedua pahanya. "disini aja Mas, masukin di memeknya Yanti"
"Ohhh" aku mendapat keberuntungan apa ini. aku berpikir Yanti tidak mau untuk bener-bener bercinta. dengan muka girang, aku segera mengatur nafasku agar tidak cepat keluar, karena tadi kuluman dan kocokan Yanti sungguh menyiksaku.
aku mengarahkan kepala ku ke memek Yanti dan menjilat itilnya, mengulumnya. Yanti menggeliat keenakan. "masukin mass, please" aku tidak mau dan malahan memainkan lidahku di liang memeknya yang basah. "ahhhh" yanti semakin menggila, tubuhnya seperti tidak terkontrol. bibir vaginanya yang mungil juga tidak luput jadi jilatanku. kemudian lidahkku mulai turun ke lubang pantatnya. "aggghh" "masss aku belum pernah..nahhh" "nggg enak Mas enak" lidahku mencolok colok lubang pantat Yanti.

"mass masukin mass please" "ludahin memek Yanti Mas" aku agak tercengang tapi kulakukan saja, kukumpulkan ludahku di mulut dan ku ludahkan beberapa kali. juhhh. dan Yanti melenguh keenakan. "ahhh" lagi Mas " ahhh". baru pertama aku menemukan hal ini. dan itu membuatku semakin bergairah, perasaan merendahkan tapi juga sekaligus sange melandaku.
"aku masukin ya sayang" kepala kontolku terasa sangat nikmat ketika memasuki liang memek Yanti, dengan pelan sampai ke mentok kepangkalnya. nikmat sekali memek Yanti ini. sekali itu juga Yanti mengerang keenakan " ahhh masss kontolnya enak, agak sakit tapi enak"
aku merebahkan badan dan memeluknya dan berbisik "memek Yanti juga enak sekali"
dia balas membisikku "entot Yanti Mas, Yanti milik Mas"
setelah membiasakan memek Yanti dengan kontolku aku menggenjot memek Yanti. pantatku maju mundur berirama. Yanti menancapkan kukunya di punggungku meremas punggungku. wajahnya terlihat sangat ayu berpeluh keringat, entah keringat siapa itu. tetesan keringat dari hidungku menjatuhi pipinya. dia membuka matanya yang sedari tadi terpejam menikmati sodokan kontolku, "Mas kencengin aku mau keluar " tangannya meremas pantatku dan menarik2 kearah memeknya. aku segera mempercepat goyanganku. dan tidak lama dia membusungkan lagi badannya dan bilang "Mas ludahin mulutku" tanpa berpikir aku langsung melakukannya, padahal menurutku itu sangat tidak sopan. juhhhh. juuhhh. tapi ternyata itu berefek Yanti mengalami orgasme hebat, dia menggeliat hebat, setengah berteriak "akkkk mass aku keluaarrrr" untung tidak ada yang mendengar. "Mas keluarin juga ayok disela nafasku tersengal menggenjot memek Yanti. "keluarin dalam aja Mas gapapa" agenpoker

Dan tanpa berpikir aku segera mempercepat sodokanku, sampai rasa geli menjalar di batangku. "aku keluar" dengan reflek aku menjambak rambutnya. Yanti membalas sambil "ahhh" dia kaget tapi kemudian "aku juga Mas, jambak aku mass" "kluarin masss"
dan akhirnya kontolku menyemburkan pejuhnya kedalam liang memeknya, diapun
mendapatkan orgasmenya lagi.
kemudian aku jatuhkan badanku di badan Yanti. wajahku berada sangat dengat dengan wajah manis Yanti.
"aku sayang kamu"
"aku juga Mas, Yanti sayang banget sama Mas Adi"


Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar