Rumput Tetangga Sama Hijaunya | Part III - ZonaMerah18

Breaking

Agen Poker Aman

Click Here

Selasa, 26 Mei 2020

Rumput Tetangga Sama Hijaunya | Part III


Sejak kejadian malam itu hubunganku dengan Elsa tak ada masalah, namun mas Tio sedikit berubah sikapnya padaku. Mungkin karena aku sudah mengetahui rahasianya dia selalu menghindar jika bertemu denganku.

Akhirnya Elsa menceritakan semua tentang kehidupan pribadinya denganku. Ternyata mas Tio pernah mengalami kecelakaan, dan dari situ penis mas Tio tidak bisa berereksi lagi. Mulanya Elsa menerima semua perbuahan pada mas Tio, Elsa sampai membeli alat bantu sex untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Lama kelamaan Elsa merasa ada yang kurang jika hanya memakai alat bantu sex. Mas Tio yang menyadari hal itu memikirkan cara dan akhirnya merelakan jika istrinya disetubuhi pria lain.

Mas Tio juga bukannya tak berusaha mengembalikan keperkasaannya. Beberapa terapi sudah diikutinya namun belum ada hasil yang memuaskan. Namun terapi yang terakhir di ikutinya sedikit mengalami kemajuan. Penis Mas Tio pernah bisa berdiri dengan tegang walau hanya sesaat saja.

Tak terasa sudah tiga bulan aku tInggal di rumah baruku. Mas Rian semakin sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan weekend pun yang biasanya selalu mengajakku jalan kini dia malah sibuk bekerja. Alasannya mengejar cicilan rumah. Padahal gajinya saja sudah cukup untuk menghidupi biaya hidup kami dan angsuran KPRnya. Apa iya dia punya wanita lain. Kalau iya apa kurangnya diriku. Aku selalu menjamunya dengan baik saat Mas Rian berada dirumah dan aku tak pernah menolak saat dirinya meminta jatah. Sudahlah aku tak ingin berfikir yang tidak-tidak.

Hubunganku dengan Elsa semakin dekat saja. Saat aku bertamu atau Elsa bertamu ke rumahku. Kami sudah tak perlu mengetuk pintu lagi. Begitupun dengan Mas Tio yang sudah mulai tak canggung lagi bila bertemu denganku. Namun tidak dengan suamiku karena memang suamiku jarang bersosialisasi dan berada dirumahnya.

Malam ini aku ingin bermain dirumah Elsa. Ku kenakan baju tidur bermodel kimono. Aku bosan sekali dirumah padahal aku sedang bergairah namun Mas Rian malah mengabari bahwa dia pulang ke rumah orang tuanya. Aku semakin mencurigainya saja. Apa karena dulu kita sudah sering bercinta saat pacaran dirinya kini sudah tak bernafsu lagi kepadaku. Apa iya aku tak semenarik dulu. Aku hanya bisa berasumsi dan kesal dengan perlakuan Mas Rian kepadaku.

Ku buka pintu rumah Elsa. Kulihat ke ruang tamu dan ruang tengahnya tidak ada orang. Samar-samar ku dengar suara desahan Elsa terdengar dari dalam kamar tamunya. Aku lupa memang malam ini jadwalnya Elsa bercinta. Ku putuskan untuk pulang saja.
"Hey,mau kemana ? udah disini aja. Aku bawa makanan banyak nih"ujar Mas Tio yang tiba-tiba muncul masuk kedalam rumahnya
"Loh Mas Tio, aku kira lagi di dalam sama Elsa"ujarku
"Biarin aja. Elsa lagi butuh di belai. Lagian aku emang nggak bisa muasin dia kok. Kamu kan tau sendiri. Dan aku juga bosen lama-lama ngeliatin mereka main”ujar Mas Tio.
"Terapi kamu gimana Mas?"tanyaku
"Begini. Begini aja Dis. Wih sexy banget kamu malam ini. Wah kebangetan tuh Rian. Kalau aku jadi dia mah udah aku terkam kamu, hahaha"ujarnya
"Tau tuh Mas Rian malah sibuk mulu sama kerjaannya. Mas Tio mulai nakal lagi ya ngegoda-goda istri tetangga yang lagi kesepian"ujarku

"Terkam aja nih Mas nggak apa-apa kok"godaku
"Maunya sih. Tapi percuma, aku cuma bisa menghayal aja. Kamu tau kan masalahku"ujarnya dengan mimik sedihnya
"eh kamu gabung aja sama Elsa. Mau?"tawarnya
"Deni service oriented loh. Elsa aja selalu puas"ujarnya lagi
"Ih Mas Tio aku kan maunya sama Mas. Masa aku di tawarin ke orang"godaku

Mas Elsa hanya tersenyum. Aku memang ingin menggodanya.
"nakal kamu ya, ngegodain laki aku"ujar Elsa yang tiba-tiba datang dari arah belakangku
"Eh nggak, aku cuma bercanda aja"ujarku yang tak enak
"lagi kalau beneran juga nggak apa-apa kok. Toh rasanya nggak adil aja. Aku maen sama Deni tapi Mas Tio selalu jadi penonton. Kali aja kamu bisa bantu nyembuhin Mas Tio"ujar Elsa.
"Kata Dokter sih. Mas Tio juga butuh bantuan rangsangan untuk nyembuhin burungnya lagi. Aku udah berusaha mancing-mancing gairahnya dari aku masturbasi, striptise, bahkan sampai bercinta sama Deni di depan Mas Tio tetap aja nggak ada perubahan. Mungkin aja sama kamu dia bisa sembuh Dis"ujar Elsa
"gila ya kamu. Aku nggak mau main dibelakang suamiku"ujarku
"Aku tau kamu juga kesepian. Mending kita havefun bareng. Lagian aku juga nggak yakin suamimu itu tipe cowok setia ayolah bantu suamiku. Dia terobsesi sama toked kamu loh"ujar Elsa"lagian suamiku nggak kalah ganteng sama suamimu. Iyakan"goda Elsa

Aku hanya diam dan tak membalas tawaran Elsa.
"pokoknya aku nggak akan marah sama kamu. Ya udah ya aku mau lanjut sama Deni"ujar Elsa yang malam ini nampak sexy mengenakan gaun tidurnya lalu kembali beranjak ke dalam kamar.
"omongan Elsa nggak usah di denger deh"ujar Mas Tio yang tak enak hati dan berusaha mencairkan suasana.

Kami mulai canggung lalu Mas Tio mengajaku untuk menonton TV. Acara TV justrui terlihat membosankan dan kami hanya saling diam.
"Ohhhhh, Ahhhhh, ohhhhhhh"desah Elsa dari dalam kamar

Suara desahan dan erangan Elsa mulai terdengar. lama-lama semakin keras dan membuatku jadi horni juga. Mungkin Mas Tio juga merasakan hal yang sama. Namun Mas Tio hanya diam saja. Biar aku yang mendekatinya.
"Mas, emang terobsesi ya sama tokedku"godaku
"Iya. Aku emang suka sama cewek yang tokednya gede"ujarnya
"Ih Mas Tio mulai mesum"ujarku
"kan kamu yang mancing"ujarnya
"Mas, mau aku bantuin biar bisa berereksi"tawarku
"Percuma. Aku udah coba berbagai cara. Lagian emamgnya kamu mau"tanyanya

Aku yang memang sedang horni pun menatap kearahnya. Entah setan apa yang memasukiku.
"Mas aku mau bantu, tapi aku nggak mau main di belakang Elsa. Kita masuk aja yuk. Tapi biar aku aja yang aktif ya Mas"pintaku
"beneran nih?"ujarnya penuh semangat

Kubalas dengan anggukanku. Lalu kami berdua masuk kedalam kamar dimana Elsa bermain. Kulihat Elsa sedang bermain dalam posisi doggy stye diatas kasurnya. Elsa tersenyum sambil menerima sodokan penis Deni yang sedang menghujam maju mundur di dalam liang memeknya. Elsa terkaget melihatku namun juga tersenyum."Mas, matiin lampunya"pintaku

Mas Tio mematikan lampu kamarnya. Ruangan ini jadi terasa gelap. Aku yang masih berdiri tiba-tiba kurasakan ada tangan dari arah belakang langsung meremas-remas kedua payudaraku. Lalu Kurasakan gaun tidur model kimonoku pun mulai diturunkannya. Aku mulai di telanjanginya. Lidah Mas Tio mulai menjiati leherku dan mencoba merangsang titik-titik sensitifku. Sambil tangannya kembali bermain di payudaraku yang sudah tak tertutupi kain lagi
"Ouchhhhhhhh, Nasfu amat sih Mas Tio. Kan aku bilang aku aja yang aktif"ujarku
"aku nggak tahan lagi. Udah pengin ngeremesin toked kamu"ujarnya
"Gede banget ini, mana padet. pantes bikin nepsong yang ngeliat"bisik Mas Tio

Mas Tio lalu membalikkan tubuhku. Mas Tio ingin mencium bibirku namun aku menolaknya dengan menggelengkan kepalaku. Tangan Mas Tio yang kembali meremas kedua tokedku secara bergantian lalu jari-jarinya memilin-milin kedua putingku. Aku juga bergerak aktif. kuraba perut sixpacknya lalu kuturunkan lagi tanganku untuk menggenggam penisnya yang nampak belum berereksi itu. Ku belai lalu ku genggam batang penisnya. Aku pun mulai mengocoknya. Ku hentikan remasan tangannya pada tokedku. Aku penasaran sekali kenapa penisnya belum juga berereksi lalu aku berjongkok didepannya. Ku coba berikan service bibirku pada penisnya. Kujilat batang penisnya. Ku berikan service spongan terbaikku. Apalagi penisnya belum besar sehingga aku dengan mudah dapat mengulumnya. Sambil kutatap mata Mas Baim. Yang terlihat memejamkan matanya menikmati sponganku.

Nampaknya usaha ku mulai membuahkan hasil. penis Mas Tio langsung mengeras. Mas Tio juga nampak terkaget. Kulepas penisnya dari bibirku dan kuperhatikan batang penisnya. Penisnya terlihat besar dan panjang lebih besar dari milik Mas Rian dan juga Deni menurutku. Tak ku biarkan penis itu berdiri bebas. Aku langsung mengulumnya lagi dan memajukan mundurkan kepalaku
"Ohhhh, enak banget"ujar Mas Tio

Kurasakan penisnya dengan cepat berdenyut-denyut.
"Crotzzzz. Crotzzzz, Crotzzzzz"

Tak kusangka Penisnya sudah berejakulasi dan menyembur di dalam mulutku. Aku yang tak siap jadi tersendak."Aduh, sory, sory"ujar Mas Tio
"Nggak apa-apa Mas"ujarku tersenyum sambil membersihkan spermanya dengan tisu yang di berikan oleh Mas Tio
"Itu bisa berdiri Mas"godaku
"Iya aku juga bingung. Apa karena saking enaknya di spong kamu kali ya"ujarnya
"mau lagi Mas"tanyaku
"nggak, sekarang giliran kamu. Kamu tiduran di kasur gantian sekarang aku yang service kamu"ujar Mas Tio
"Mas, jangan masukin jarinya ke memek aku ya. Cukup lidah aja yang main terus satu lagi Mas. Deni nggak boleh sentuh aku ya Mas"pintaku
"iya sayang"ujar Mas Tio

Ruangan gelap ini sudah bisa disesuaikan oleh mataku. Kulihat Elsa sedang bermain dalam posisi WOT sambil berciuman dengan Deni. Aku menidurkan diriku di ujung tempat tidur ini. Mas Tio membuka kedua kakiku lalu kurasakan nafasnya menyentuh area selangkanganku.
"Bagus banget bentuk memekmu. Aromanya juga wangi lagi"ujarnya

Mas Tio memuji liang senggamku yang memang kurawat. Tanpa berlama-lama Lidahnya mulai bermain-main di bibir memekku.
"Ohhhhh, Massssss"

Sapuan lidahnya begitu merangsangku. menggelitik di bibir memekku. Yang membuatku tak tahan adalah saat lidah itu menari-nari diklistorisku. Aku mulai tak tahan merasakan permainan lidah Mas Tio. Tangan ku mulai meremas rambut Mas Tio. Mas Tiohanya boleh menggunakan lidahnya aku memang memintanya tak memainkan jarinya di liang memekku. Sejauh ini dia mengikutinya. Aku tak mau ada jari yang masuk di liang memekku apalagi sampai mengobok-ngoboknya. Suara desahan Elsa tak lagi kudengar. Aku mulai fokus pada diriku yang sedang dirangsang oleh lidah Mas Tio. Tangan Mas Tioseperti tak pernah puas meremas kedua tokedku. Benar kata Elsa permainan lidah Mas Tio boleh juga. Aku semakin tak tahan lagi. Darahku berdesir dan putingku semakin mengeras. Lidah Mas Tio secara fokus terus menggelitik klistorisku. Aku semakin menjambak rambut Mas Tio.
"Oohhhhhhh Massssssssss"desahku
"terus Mas jilatin itil aku"
"Ohhhhhhhh iya disitu"
"Ahhhhhhh"
"Ohhhh,, Ohhhhhh"
"akuuuu, akuuuuu, aku keluarr massssssss"
"Ouchhhhhhhhhhhhhhhhhh"

Aku pun sampai pada orgasmeku. Rasa nikmat menjalar keseluruh tubuhku lalu membuatku menjadi lemas. Tiba-tiba Mas Tio merambat naik ke tubuhku. Kini kami sejajar. lalu kurasakan penisnya terasa tegang dan berusaha masuk ke dalam liang memekku. Aku tersadar bahwa aku akan disetubuhi. Berarti aku kembali berhasil membuat penisnya tegang lagi. Kepala penis Mas Baim mulai menyeruak masuk ke dalam liang senggamaku.
"Mas kalau mau pake kondom aja"pintaku
"aduh takut jadi kecil lagi. Please sekali aja"jawabnya
"ya udah Mas terusin tapi jangan buang di dalam ya"pintaku

Mas Tio tersenyum lalu kurasakan penisnya mulai menyeruak masuk ke dalam liang memekku yang sudah basah. Batang penisnya terasa begitu penuh. Hingga akhirnya penis itu berhasil masuk seutuhnya tertelan di dalam memekku
"Ohhhhh Masssss"
"Ohhhhhh sempit banget"ujar Mas Tio

Mas Tio mulai menggerakkan pinggulnya dan membuat penisnya bergerak maju mundur di dalam liang memekku. Gerakan penisnya awalnya pelan namun semakin lama semakin cepat dan konstan penis itu menghujam liang senggamaku. Bibirnya mulai menyusu di payudaraku. Hujaman dan hentakannya terasa begitu nikmat dan terasa dalam seperti menyentuh dinding rahimku.
"Ohhhhh, Ahhhhhh, Ohhhhhhh"
"Ohhhh Massss punya kamu gede jugaaa"
"Nikmat Ohhhhh, ohhhhhh"
"terus Genjot aku"desahku

Aku mulai mendesah setelah tak kuasa untuk menahannya. Kedua payudaraku habis dimainkan oleh tangan maupun bibir Mas Tio. Sodokan penisnya juga terasa begitu nikmat.
"Ohhhhhh, Ahhhhhh massssss"
"Genjottt yang cepetttt"pintaku
"Aduh jangan di gigit Puting Aku"ujarnya
"Ohhhhhhhhh, iya sedot aja Massss"
"Penis kamu boleh juga Masss"
"Ohhhhhhhhh, Ahhhhhh, Ohhhhhhhh"

Aku semakin terbuai oleh nafsu birahiku. Mas Tio meminta berganti gaya. Kini Kami berdiri aku membelakanginya dalam posisi menungging. Bisa di bilamg kami dalam posisi doggy style. Kulihat ke arah Elsa yang sudah tak bermain bersama Deni, Elsa lalu tersenyum kearahku dan memberiku sebuah jempol. Elsa sepertinya ingin melihat kami bercinta. Begitupun Deni yang berada di sebelah Elsa, penisnya nampak masih mengacung keras namun tak berani bertidak macam-macam.
"Slebbbbb"

"Ohhhh Masss"

"Ohhh Disss"

Penis itu kembali memasuki liang senggamaku. Bergerak maju-mundur mengikuti keinginan tuannya. Aku kembali bergairah. Aku sudah tak menghiraukan keberadaan Elsa maupun Deni. Hujaman dan hentakan penis Mas Tio memang lebih nikmat dari punya suamiku. Hebat juga penisnya belum juga berejakulasi. Tangan Mas Tio lagi-lagi meremas-remas kedua tokedku. Sepertinya memang dia menyukai tokedku.
"Ohhhhhhh, ahhhhhhhh, Ohhhhhhhhh"desahku

Aku mulai tak tahan dan mengejar orgasme ke dua ku. Penis Mas Tio terasa begitu nikmat dan terasa sekali pergerakannya di dinding memekku maju-mundur. Gerakan cepatnya membuat memekku semakin basah. Akunpun tak kuat lagi. Ku pegang dinding kamar ini dengan kedua tangannku.
"Ohhhhhhh Masssss"
"Gilaaaa Mass Penis kamu"
"genjot yang cepet Masssss"
"aku, aku sampe lagi Massssss"
"Ohhhhhhhhhhhhhhhhh"desahku yang untuk kedua kalinya merasakan nikmatnya orgasme

Mas Tio tahu aku dilanda orgasme lalu mendiamkan penisnya. Setelah aku mengambil nafas Mas Tio mencabut penisnya dari liang senggamaku. Memapahku untuk tiduran. Lalu dia mendekat ke istrinya. Elsa tersenyum membuka kedua kakinya. Dan secara cepat mereka sudah melakukan persetubuhan
"Ohhhhhhh Pahhhh"desah Elsa
"Akhirnya Pahh"
"Ohhhhhhh Mahhh"desah Mas Tio

Keduanya bersetubuh di depanku. Aku kini menonton mereka yang sedang bercinta. Senang rasanya melihat Mas Tio dan Elsa kembali bergairah. Ada rasa iri timbul di hatiku. Karena hubunganku dengan Mas Rian terasa kian hambar.
"Mba keluar yuk jangan ganggu mereka"ujar Deni menghampiriku

Aku ingin bergerak namun terasa lemas sekali. Deni mendekat kearahku dan Deni memapahku untuk ke luar dari kamar ini. Aku agak risih karena Deni masih telanjang. Apa lagi setelah kami keluar dari ruangan kamar Elsa. Sinar lampu membuat tubuh telanjangku semakin jelas. Aku sungguh malu terlihat telanjang di depan Elsa. Kami merebahkan diri di karpet ruang tengahnya.
"tokednya gede Mba, boleh megang nggak hehehe"ujar Deni
"apaan sih kamu nggak puas apa sama Elsa"ujarku
"mba jangan jutek dong. Lagian punyaku masih tegang nih. Tolongin Deni dong"pinta Deni
"Maaf aku cape."ujarku
"Yah Mba"ujar Deni dengan mimik kecewa
"nggak usah sedih gitu dong."ujarku merasa iba

Ku tangkap penis Deni yang agak bengkok keatas. Ku belai penisnya lalu kumulai mengulum penisnya dengan mulutku. Deni mulai merasakan kenikmatan atas service bibirku. Tangannya tanpa permisi mulai berani menggerayang di kedua payudaraku.
"Ohhhhh Mbaaaa ni toked padet banget, spongan mba juga enak bangettttt"desah Deni

Aku kembali menyepongnya. Deni semakin meremas kasar kedua tokedku. Aku ingin protes namun ku biarkan sajalah. Entah sudah berapa lama aku menyepongnya. Kurasakan penis Deni belum juga sampai pada klimaksnya. Cape juga aku.
"kok lama sih. Aku cape nih"ujarku
"kamu pake obat ya"selidikku
"nggak, sumpah deh. Aku udah dua kali ngecrotz tadi sih sama Elsa. Makanya yang sekarang jadi lama banget"ujarnya
"gituan aja yuk. Kalau kamu capek"pintanya Deni memelas
"Ya udah pake kondom tapi"pintaku
"Yah, sama mba Elsa aja nggak pernah pake kondom aku"ujar Deni
"Hah serius kamu. Bukannya aturannya kamu harusnya pake"tanyaku
"Ya tapi mba Elsa sendiri yang minta. Ya aku mah apa atuh cuma nurut aja. Lagi aku jamin aku mah bersih"ujarnya
"Maaf No kondom No Sex"ujarku

Deni akhirnya mengalah dan mengambil pengaman di dialam kamar Elsa. Dengan cepat Deni kembali menghampiriku. Jelas tak mungkin dirinya melewatkan kesempatan untuk menyetubuhiku. Deni membuka kedua kakiku tubuhnya menindihku. Lalu penisnya di tuntunnya masuk ke liang surgaku.
"Blesss"
"Ohhhhh"desahku menerima hujaman penis Deni

Penis Deni mulai menghujam liang memekku. Ada sensasi berbeda yang kurasakan. Terasa lebih nikmat dari hujaman penis suamiku namun rasanya sama nikmatnya dengan penis Mas Tio namun sensinya saja yang beda. Pantas saja Elsa begitu ketagihan. Deni berusaha mencium bibirku namun aku menolaknya. Akhirnya Deni mencumbu kedua payudaraku.
"Ohhhhhhh memek kamu lebih nikmat dari punya Elsa"ujarnya

Deni mulai merancau tak jelas dan aku pun juga mulai mendesah
"Ohhhhhhh, ahhhhhhh ,ohhhhhhhh"desahku

Rasa nimat kembali menjalar keseluruh tubuhku. Padahal aku sudah berjaga-jaga agar diriku tidak ngesex dengan Deni. Tapi apa daya aku malah terbawa suasana. Sekali selingkuh sensasi dua penis yang berbeda langsung kurasakan.
"Ohhhhhhh, Ahhhhhhhhh ,Ooooohhh"desahku

Kurasakan penis Deni mulai berkedut.
"Ohhhh. Jepitan memek kamu bikin aku nggak kuatttt"ujar Deni yang semakin cepat menggoyangkan pinggulnya
"ohhhhhhhhhh"
"crotzzzzzz, crottzzzzzz, crottzzzzzz"

Kuraskan penis Deni berkedut lalu menyemburkan cairan spermanya. Setelah agak lama mendiamkan penisnya Deni pun menariknya dan melepas kondom yang penuh dengan spermanya.

Sebetulnya aku belum puas namun apa daya Deni ternyata sudah berejakulasi. Aku tak ingin berlama-lama disini. Bisa-bisa Deni minta nambah atau Mas Tio kembali menyetubuhiku. Aku lalu mengenakan gaun kimonoku lalu menuju pintu keluar rumah Elsa. Samar-samar ku dengar Elsa masih mendesah keenakan. Aku tersenyum. Semoga benar penis Mas Tio sudah kembali normal.


Nantikan Kelanjutannya ya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar