Service Tambahan Benerin Komputer - ZonaMerah18

Breaking

Agen Poker Aman

Click Here

Rabu, 05 Agustus 2020

Service Tambahan Benerin Komputer

Kisah ini dimulai saat saya mencoba peruntungan dengan datang ke Ibukota. Dan disana saya mendapat pekerjaan sebagai pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang lalu saya ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 30 tahunan karena suaranya sangat keibuan.

Setelah sepakat, pada waktu yang ditentukan saya coba datangi konsumen tersebut. Setelah sampai dan saya lihat rumahnya tak terlalu luas tapi cukup apik penataan taman, saya pencet bel, yang keluar seorang wanita dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat saya hilang konsentrasi.

Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa waktu berselang saya telah menyelesaikan pekerjaan, sebelum pamit saya menyuruh mencoba komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang perlu diperbaiki.

Berawal dari basa-basi, akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya, sebut saja bernama Anita (nama samaran). Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir hal ini persoalan yang umum, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga.

Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Anita terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya, katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, karena saya memang senang mendengarkan orang dan mencari solusi jika ada masalah.

Setelah selesai saya pamit dan memberikan No. HP saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya hubungi saya. Beberapa hari kemudian saya ditelpon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran.
Setelah sampai di lokasi yang telah ditentukan kami berdua pun segera duduk dan dia mulai berbicara:

"Mas, saya sangat berterima kasih atas konsultasinya waktu lalu", ujar Anita dengan mata yang sendu dan bibir tergetar halus.

"Gapapa kok, memang saya orangnya senang mendengarkan orang apalagi dapat membantu orang tersebut" jawabku.

"Mass, sibuk gak hari ini ?" tanya Anita.

"Gak sih, emang kenapa ?" balasku bertanya balik.

"Saya ingin Mas temani saya untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya" sahut Anita padaku.

Antara bingung dan penasaran maksud dari Anita, tanpa sadar kepalaku mengangguk tanda bahwa aku setuju dengan permintaannya. Lalu Anita mengajakku ke sebuah Hotel yang lumayan mewah, perkiraanku ini sih sudah hotel bintang empat. Segera kami mengurus berkas untuk check in dan beranjak ke kamar yang sudah diarahkan oleh resepsionist.

Di dalam kamar, awalnya kami hanya diam. Kunyalakan saja musik agar tidak terlalu canggung, lalu aku kembali berpikir tentang maksud Anita tadi, dan tiba-tiba Anita langsung memelukku dan mencium bibirku. Kaget bercampur bingung, kucoba saja mengikuti permainannya.

Wah mati aku, akhirnya saya bimbing ke tempat tidur. Bagaikan seorang kekasih saya berkasi-kasihan diatas sebuah ranjang empuk dan berudara nyaman. Saya lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora. Lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami berciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Anita melenguh.

"Mas terus Mas jangan kecewakan saya" pinta Anita padaku.

Sebentar-bentar tangannya bergerilya ke dada dan selangkangan saya, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya, wah wangi parfumnya menambah birahi saya. Tangannya merengkuh alat vital saya yang sudah tegang, Anita kaget, mas.. kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Anita belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar. Saya jilat permukaan vaginanya, Anita bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, sayapun bingung dan bertanya-tanya.

"Mass saya belum pernah seperti itu, maaf yah"kata Anita.

Saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha. Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Anita sudah klimaks tapi dalam dalam benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya standar, saya mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan alat vital saya disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles masuk ke vaginanya, Anita menjerit kecil.

"Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar" jerit Anita sembari mendesah manja.

Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya sudah mulai terbiasa, Anita berubah menjadi agak agresif. Ditekan pantatnya ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang seirama, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Anita di atas untuk lebih leluasa mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan. Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Anita bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas.

Beberapa saat kemudian Anita mengejang dan menegang sambil menggigit dada saya, setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Anita nanti stress, saya pikir bila nanti pada saatnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.

"Saya mau sampai nihh. saya keluarin dimanaa?" tanyaku.

"Mas di luar saja dulu yah" jawab Anita.

Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu.

Tanpa istirahat kemaluan saya bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Anita terasa sempit dan rongga mulutnya pun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas. Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Anita merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya.

Semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Anita, saya rasakan aliran cairan hangat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Anita meringis.

"Mas pelan-pelan, ngilu" sahut Anita.

Saya atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Anita juga melakukan gerakan yang membuatnya semakin berirama. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Anita. Lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin (dalam benak saya) lain waktu Anita meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Dewi, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.

"Mas, coba dong masukin dari belakang, Anita ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah" pinta Anita padaku manja.

Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya kembali kekamar, ternyata Anita masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus. Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Anita terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak merasa jijik karena memang anusnya bersih dan terawat.

Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya, awalnya susah sekali memasukinya karena memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Anita anusnya masih sangat rapat, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya, Anita menjerit kecil, saya tahan, beberapa saat kemudian dengan rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-menerus sehingga Anita merasakan sensasi yang luar biasa.

"Mas kok enak sih, beda sensasinya dan lain gitu dengan melalui vagina" ujar Anita.

Saya pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang. Anita meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat. Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Anita saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya, Anita kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar.

Saya tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikit kerutan, karena memang umur tidak bisa dikelabui, saya dan Anita tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak saya. Saya lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya.

Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra. Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi.

Sebenarnya saya tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama ikhlas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik, tapi saya pikir uang buat Anita nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin. Setelah peristiwa itu saya masih terus dihubungi bila Anita perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan rahasiakan sampai akhir hayat.



AgenPokerTerpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar